UPAYA PENANGANAN SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH YANG HIPERAKTIF DALAM
PROSES PEMBELAJARAN
Abstrak:
Siswa yang
hiperaktif sering disebut dengan anak nakal, karena mereka sering menggangu
proses pembelajaran, anak hiperaktif memiliki energi yang lebih dari anak normal,
sehingga energi yang dimilikinya harus disalurkan ke kegiatan yag baik. Jika
pada saat pembelajaran anak hiperaktif cenderung ramai, tidak dapat duduk
dengan tenang, maka guru perlu melakukan trik-trik agar siswa tersebut dapat
belajar tanpa menggangu pembelajaran seperti dengan trik menyalurkan mereka ke
ekstrakulikuler yang berhubungan dengan kegiatan fisik, memanfaatkan mereka
untuk membantu proses pembelajaran, memberikan reword atau pujian jika mereka
mengerjakan sesuatu hal dengan baik, dan juga guru perlu bekerjasama dengan
orang tua siswa yang hiperaktif tersebut.
Kata
kunci: Hiperaktif
PENDAHULUAN
Setiap
siswa memiliki karakter yang berbeda
dengan siswa yang lain, begitu pula dengan gaya belajarnya. Sebagian siswa bisa
belajar dengan sangat baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya,
biasanya mereka menyukai penyajian informasi yang runtut, mereka lebih suka
menuliskan apa yang dikatakan guru selama pelajaran, mereka biasanya diam dan
jarang terganggu oleh kebisingan. Peeserta didik visual ini berbeda dengan
peserta didik audiotori, yang biasanya tidak sungkan-sungkan untuk
memperhatikan apa yang dikerjakan oleh guru dan membuat catatan, selama
pelajaran mereka mungkin banyak bicara dan
mudah teralihkan perhatiannya oleh suara dan kebisingan.. Peserta didik
kinestetik belajar terutama dengan terlibat langsung dalam kegiatan, mereka
cenderung implusif dan kurang sabaran selama pelajaran , mereka mungkin saja
gelisa bila tidak leluasa bergerak dan mengerjakan sesuatu cara mereka belajar
boleh jadi tampak sembarang dan tidak karuan (Siberman: 1996,28)
Biasanya gaya belajar kinestetik dimiliki oleh anak yang
hiperaktif, siswa seperti ini memiliki energi yang lebih sehingga di dalam
kelas mereka cenderung bermain sendiri atau menyalurkan energi mereka dengan
berbagai kegiatan pada saat pembelajaran. Namun kenyataan yang sering terjadi pada
proses pembelajaran, siswa yang
hiperaktif sering disebut dengan anak nakal, karena siswa yang hiperaktif
sering menggangu proses pembelajaran dikelas.
Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki peran
penting dalam menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, mengembangkan,
mengelola dan memberi pelayanan teknis dalam pendidikan. (Simanjuntak,1993;34). Dengan begitu guru perlu mengetahui cara penanganan siswa
yang hiperaktif agar tidak menggangu kelas pada saat pembelajaran dan juga
siswa yang hiperaktif dapat belajar dengan baik bersama teman-temannya di
kelas.
Dari latar belakang
diatas, maka penulis mengambil judul pada paper ini yaitu “Upaya
Penanganan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Yang
Hiperaktif Dalam Proses Pembelajaran”
Rumusan masalah pada
artikel ini adalah bagaimana upaya penanganan siswa Madrasah Ibtidaiyah yang
hiperaktif dalam proses pembelajaran?. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui upaya penanganan siswa Madrasah Ibtidaiyah yang hiperaktif
dalam proses pembelajaran.
PEMBAHASAN
Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku
yang tidak normal yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama
tidak mampu memusatkan perhatian. Begitu pula anak hiperaktif adalah anak yang
mengalami gangguan pemusatan perhatian.
Anak hiperaktif adalah anak
yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau
attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu
kondisi ini sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Terhadap kondisi
siswa yang demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya.
Di samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena
anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaran guru
atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru
kepadanya
Para ahli mengelompokan ADHD ke dalam 3 jenis yaitu 1) Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian, mereka
sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif, mereka
tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak
perempuan, mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang
berada “di awang-awang”. 2) Tipe anak yang hiperaktif
dan impulsive, mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif
dan impulsif, tetapi bisa memusatkan perhatian, tipe ini seringkali ditemukan
pada anak- anak kecil. 3) Tipe gabungan.
mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif.
(https://ideguru.wordpress.com/2010/04/08/pengertian-anak-hiperaktif)
Hiperaktif disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan
otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit
dikendalikan. Penyebab lainnya dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh
lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan di
kepala seperti geger otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau pernah
terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.
Adapun ciri-ciri anak yang
hiperaktif yaitu 1) Tidak ada perhatian, ketidak mampuan memusatkan perhatian
atau ketidakmampuan berkonsentrasi pada beberapa hal 2) Hiperaktif, mempunyai
terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk
diam, selalu bergerak, dan sulit tidur. 3) Impulsif, sulit untuk menunggu
giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaannya, bertindak tanpa dipikir,.
4) Menentang, anak dengan gangguan hiperaktivisme umumnya memiliki sikap
penentang, pembangkang atau tidak mau mengikuti peraturan, 5) Destruktif,
perilakunya bersifat destruktif atau merusak. 6) Tanpa tujuan,
semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. 7) Tidak sabar dan usil,
ketika bermain dia tidak mau menunggu giliran, anak hiperaktif seringkali mengusili
temannya tanpa alasan yang jelas. (http://kumpulankepribadiananak.blogspot.com/2013/12/makalah-karakteristik-dan-penanganan_8404.html diunduh pada tanggal 16 Juni
2015)
Untuk menangani perilaku hiperaktif, penanganan
harus dilakukan secara bertahap dan fokus pada gangguan yang akan
dikurangi/dihilangkan atau perilaku
mana yang akan dikembangkan. Untuk
memulai langkah penanganan, guru harus mencatat perilaku mana yang akan dihilangkan dan perilaku mana
yang akan dikembangkan. Dari mana kita mendapat data tentang perilaku itu, bisa
kita peroleh melalui pengamatan terhadap perilaku anak di kelas selain itu
dapat pula diperoleh melalui wawancara dengan orangtua anak. Setelah mencatat
dan mengelompokkan perilaku yang akan dihilangkan atau dikurangi dan perilaku yang akan dikembangkan.
Selanjutnya
dapat dilakukan teknik-teknik penanganan yang berikut ini: Pertama, menghilangkan atau mengurangi tingkah laku yang
tidak dikehendaki, carilah
faktor pemicu dari perilaku yang tidak dikehendaki itu muncul. Cara
menghilangkan factor pemicu dapat dilakukan melalui teknik-teknik 1) ekstingsi, yaitu tidak merespon tingkah laku
yang tidak dikehendaki sampai anak menghentikannya. Contoh, guru mengabaikan
siswa yang berbicara tanpa mengangkat tangan terlebih dahulu. 2) satiasi, yaitu memberikan apa yang anak
inginkan sebelum menuntutnya. Contohnya, anak yang suka memukul-mukul meja
mintalah anak tersebut untuk terus memukul meja 3) time
out. Anak dipindahkan dari tempat di mana tingkah laku yang tidak dikehendaki
terjadi 4) hukuman. Cara ini jarang diterapkan karena
khawatir dampak negatifnya. namun
jika akan diterapkan maka perlu memperhatikan hal-hal berikut ini: (a) diberlakukan untuk
perilaku yang sangat membahayakan dan agar tidak berlanjut misalnya perilaku
agresif, (b) jika
prosedur lain tidak berhasil, (c) berikan hukuman ringan yang terbukti efektif (d) jangan menghukum
dalam keadaan marah
Kedua, Mengembangkan tingkah laku yang dikehendaki. Tingkah laku yang baik tentunya harus
dipertahankan dan dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Untuk melakukannya
dapat dilakukan dengan cara penguatan (reinforcement). Setiap perilaku yang
dikehendaki akan memperoleh penguatan berupa imbalan. Imbalan dapat berupa
benda atau yang lain, misalnya pujian. Ketika
anak berbuat benar kemudian diperkuat dengan imbalan, diharapkan anak akan
mempertahankannya untuk selanjutnya dapat dikembangkan. Imbalan atau hadiah
sebaiknya diberikan segera setelah perilaku yang dikehendaki terjadi
SIMPULAN
Hiperaktif
adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal yang disebabkan disfungsi
neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Begitu pula
anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian.
Hiperaktif disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat, temperamen
bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi, geger otak, trauma
kepala karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi
buruk, dan alergi makanan.
Ciri-ciri anak yang hiperaktif yaitu tidak ada perhatian, mempunyai terlalu banyak
energi, impulsif, sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur
pekerjaannya, bertindak tanpa dipikir, menentang, destruktif, tanpa tujuan,
tidak sabar dan usil.
Cara penanganan siswa Madrasah Ibtidaiyah yang hiperaktif dalam proses
pembelajaran yaitu menghilangkan atau mengurangi tingkah laku yang tidak
dikehendaki atau yang tidak baik, dan mengembangkan tingkah laku yang
dikehendaki atau tindakan yang baik.
REKOMENDASI
Untuk mengatasi
siswa Madrasah Ibtidaiyah yang hiperaktif saat terjadi proses pembelajaran di
kelas, maka yang harus dilakukan guru adalah
1. Memanfaatkan kelebihan siswa tersebut untuk menyiapkan pembelajaran
seperti membawakan media pembelajaran.
2. Beri tanggung jawab siswa menjadi ketua kelas atau wakil ketua,
agar dia dapat mengontrol emosi dan menjadi motivasi agar dia menjadi contoh
yang baik untuk teman-temannya.
3. Hiraukan jawabannya bila dia tidak mengangkat tangan atau sebelum
dia ditunjuk.
4. Berikan dia tempat duduk dipojok depan agar kita dapat
mengontrolnya.
5. Sarankan siswa untuk mengikuti ekstrakulikuler banjari atau olah
raga di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
https://ideguru.wordpress.com/2010/04/08/pengertian-anak-hiperaktif
/ Diakses pada
15 Juni 2015
http://kumpulankepribadiananak.blogspot.com/2013/12/makalah-karakteristik-dan-penanganan_8404.html / Diakses pada 15 Juni 2015
https://pendidikankhusus.wordpress.com/2009/05/19/menangani-anak-hiperaktif-di-kelas / Diakses pada 15 Juni 2015
Lisnawanty Simanjuntak. dkk, Metode
Mengajar Matematika 1, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1993)
Melvin L Siberman.1996. Active
Learning. Diterjemahkan oleh : Ni’ma Fata. Bandung: Nuansa Cendekia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar