Jumat, 04 Desember 2015

Ciri-Ciri Mahluk Hidup


ini adalah contoh dari makalah Konsep Dasar Biologi
 


Makalah Ciri-Ciri Mahluk Hidup


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Makhluk hidup merupakan benda hidup yang mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan benda tak hidup. Ciri-ciri tersebut seperti halnya memerlukan makan, bernapas, tumbuh dan berkembang, mampu berkembang biak, peka terhadap rangsang serta bergerak.
Sejak berabad-abad yang lalu hingga sekarang asal usul makhluk hidup di bumi menjadi bahan perdebatan, sehingga menimbulkan beberapa pertanyaan. Misalnya seperti pertanyaan manakah diantara telur ayam yang lebih dulu ada. Pertanyaan ini sepele tetapi sangat sulit dijawab. Jika ayam lebih dulu ada, berarti kehidupan dimulai dari tahap dewasa kemudian ayam harus menemukan pasangan hidup agar mampu bertelur. Dan jika telur lebih dulu ada, berarti semua makhluk hidup berasal dari telur atau semacamnya kemudian tumbuh dan dewasa. Namun, dari manakah telur berasal jika tidak ada ayam? Bagaimana bisa tercipta ayam jika tidak berasal dari telur? Kedua pertanyaan ini sama dengan pertanyaan “Dari manakah asal usul makhluk hidup?”. Banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli biologi tentang asal usul makhluk hidup, tetapi hingga saat ini pun belum ada jawaban yang memuaskan. Teori tentang asal usul makhluk hidup yang pernah berkembang di antaranya teori abiogenesis, teori biogenesis, teori cosmozonic, teori penciptaan, teori evolusi kimia.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari makhluk hidup?
2.      Bagaimanakah ciri-ciri makhluk hidup?
3.      Bagaimanakah asal-usul dari adanya makhluk hidup?

C.      Tujuan
1.      Menjelaskan pengertian dari makhluk hidup
2.      Menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup
3.      Menjelaskan asal-usul dari adanya makhluk hidup



























BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Makhluk Hidup
Mendefinisikan makhluk hidup adalah bagian yang sulit, seperti dengan mendefinisikan “apa itu kehidupan”, dengan kepemilikan yang dimiliki oleh makhluk hidup. Namun, makhluk hidup memiliki sifat tertentu yang membantu mendefinisikan apa makhluk hidup itu.
Makhluk hidup adalah sistem atau organisme yang cenderung untuk merespon perubahan pada lingkungan mereka dan dalam diri mereka sendiri, sedemikian rupa untuk meningkatkan kelanjutan mereka sendiri dan berumur panjang. Makhluk hidup adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menghirup udara atau bernafas, bisa memindahkan dan akibatnya memiliki kemampuan untuk berkembang biak.[1]
Lingkungan di sekitar terdiri dari makhluk hidup, dapat disebut dengan biotic, yang terdiri dari tumbuhan, hewan dan manusia.

B.     Ciri-ciri Makhluk Hidup
Pada umumnya ciri makhluk hidup ada 8 yaitu  bergerak, peka terhadap rangsang (iritabilitas), memerlukan makan (nutrisi), bernapas (respirasi), tumbuh dan berkembang, berkembangbiak (reproduksi), adaptasi, dan mengeluarkan zat sisa.  Berikut ini merupakan penjelasan ciri-ciri makhluk hidup secara lengkap :
1.      Bernapas (respirasi)
Semua makhluk hidup melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah proses mengambil udara (O2) dari luar dan mengeluarkan udara (CO2) dari dalam tubuh. Oksigen (O2) sangat diperlukan makhluk hidup untuk pembakaran makanan dalam tubuh dan menghasilkan energi yang diperlukan tubuh atau disebut juga oksidasi tubuh. Energi ini digunakan tubuh untuk bergerak dan melakukan aktivitas lainnya.
Reaksi oksidasinya sebagai berikut :
Zat makanan + oksigen —> energi + uap air + karbon dioksida.
Makhluk hidup bernapas menggunakan alat alat pernapasan, setiap makhluk hidup memiliki alat pernapasan yang berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dan hewan vertebrata bernapas dengan paru – paru, ikan dengan insang, cacing dengan kulit dan yang lainnya, sedangkan tumbuhan bernapas dengan mulut daun (stomata) dan lentisel (lubang-lubang yang ada pada batang tumbuhan).[2]

2.      Memerlukan Makan (nutrisi)
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Hal ini bertujuan agar dapat mempertahankan hidup, menghasilkan energi, dan pertumbuhan. Setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda-beda dalam memperoleh makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada makhluk hidup lainnya.[3]

3.      Bergerak
Bergerak adalah merupakan perubahan posisi, baik seluruh tubuh atau sebagian. Hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap rangsang. Gerak yang dilakukan pada tumbuhan antara lain: gerak menutupnya daun putri malu jika disentuh, gerak ujung batang dari bawah ke atas ke arah sinar matahari, dan gerak membukanya biji lamtoro disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan juga terdapat gerak, antara lain : gerak aktif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu berjalan, berlari dan lain-lain.

4.      Tumbuh dan Berkembang
Tumbuh adalah bertambahnya volume atau ukuran makhluk hidup yang irreversible. Berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormon, nutrisi dan lingkungan.

5.      Berkembang biak (Reproduksi)
Kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh keturunan disebut berkembang biak (reproduksi). Berkembang biak bertujuan untuk melestarikan keturunan agar tidak punah[4].

6.      Peka Terhadap Rangsang (iritabilitas)
Tumbuhan, hewan dan manusia mempunyai kepekaan terhadap rangsang (iritabilitas). Yaitu kemampuan menanggapi rangsang. Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut: 
a.         Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang sentuhan akan menanggapi rangsang dengan menutup daunnya.
b.        Pada hewan, ayam ketika fajar menyingsing akan berkokok.
c.         Manusia jika diberi bau yang merangsang akan menanggapi rangsang, misalnya bersin.

7.      Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan untuk mempertahankan diri. Terdapat tiga macam adaptasi, yaitu:
a.         Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya.
Contoh: burung elang mempunyai kuku yang tajam untuk menerkam mangsa. Bunga teratai mempunyai daun yang lebar untuk memperluas bidang penguapan.
b.        Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh. Contoh : Manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di pegunungan.
c.         Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuaian diri terhadap lingkungan dengan tingkah lakunya. Contoh: Bunglon mengubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke permukaan secara periodik.

8.      Mengeluarkan Zat Sisa
Dalam proses penyerapan makanan, terbentuklah zat sisa yang merupakan zat yang tidak terserap oleh tubuh. Zat-zat itu disebut zat sisa oksidasi biologis, misalnya air dan karbon dioksida.Berdasarkan aktivitas tubuh dan hasilnya, pengeluaran zat-zat sisa dibedakan atas : Ekskresi, Respirasi, Defekasi.
a.         Ekskresi, merupakan pengeluaran zat-zat sisa yang dilakukan oleh kulit dan ginjal. Kulit akan mengeluarkan zat sisa yang dinamakan keringat karena adanya kelenjar keringat di bawah kulit. Ginjal akan menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa yang disebut urine.
b.        Respirasi, merupakan pengeluaran karbondioksida (CO2) sebagai zat sisa proses respirasi yang dikeluarkan melalui hidung.
c.         Defekasi, merupakan pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang berupa tinja (feses) melalui anus.[5]



C.    Asal Usul Makhluk Hidup
Secara umum Teori asal usul makhluk hidup antara lain:[6]
1.    Teori Abiogenesis
Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea.
Pada pertengahan abad ke-17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Leeuweunhoek menemukan jentik-jentik tersebut dari air sehingga ditafsirkan sebagai pendukung abiogenesis.[7]

2.    Teori Biogenesis
Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara lain :
a.  Frances Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan daging.
Ø  Toples I diisi daging yang ditutup rapat-rapat.
Ø  Toples II diisi daging dan ditutup kain kasa.
Ø  Toples III diiisi daging dan dibiarkan terbuka.
Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari (selama +3-7 hari). Hasilnya pada toples I tidak dijumpai ulat, toples II sedikit, toples III banyak.  Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut: Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada keratin daging”.
b.   Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis), menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Kesimpulan percobaan spallanzani adalah: pada tabung terbuka terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.
c.   Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Pasteur mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu.
Dari hasil percobaan tersebut, muncullah semboyan terkenal dari Pasteur “Omne vivum ex ovo, Omne ovum ex vivo”; yang mengandung pengertian sebagai berikut:
Ø  Kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan makhluk hidup
Ø  Makhuk yang hidup sekarang berasal dari kehidupan sebelumnya
Ø  Makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
 Dengan adanya pendapat ini, teori Aristoteles menjadi gugur. Sehingga teori berikutnya dikenal dengan Biogenesis.[8]

3.    Teori Cosmozoic
Teori ini menyatakan makhluk hidup berasal dari “spora kehidupan” yang berasal dari ruang angkasa. Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan di bumi diperkirakan berasal dari ruang angkasa. Hal yang mendasari teori ini adalah peyelidikan bahwa bahan yang terdapat pada batu meteor maupun vartu komet yang jatuh ke bumi mengandung banyak molekul organic sederhana , misalnya cyanogens , asam hidrocyanida.molekul-molekul organic tersebut tatkala jatuh ke bumi menjadi benih kehidupan.
Menurut teori ini bukan hanya di bumi saja yang timbul kehidupan. Kehidupan dapat timbul sekali atau beberapa kali di berbagai bagian galaksi dalam waktu yang berbeda.

4.    Penciptaan ( Special Creation)
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh tuhan seperti apa adanya. Teori ini mengemukakan bahwa kehidupan yang ada di planet diciptakan oleh Tuhan.Bumi yang dicipta Tuhan pada masa lalu sampai sekarang mempunyai ciri yang tidak berubah.Mereka mengungkapkan teori ini berdasarkan atas kejadian-kejadian gaib yang pernah dilihatnya. Kejadian gaib tersebut dianggap sebagai ciptaan Tuhan, seperti halnya bumi dan kehidupan yang ada di didalamnya juga diciptakan oleh-Nya.

5.    Teori evolusi kimia
Ketidakpuasan para Ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori Abiogenesis maupun Biogenesis mendorong para Ilmuwan lain untuk terus mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Antara pakar-pakar tersebut antara lain: Harold Urey, Stanley Miller, dan A.I.Oparin. Mereka berpendapat bahwa organisme terbentuk pertama kali di bumi ini berupa makhluk bersel satu. Selanjutnya makhluk tersebut mengalami evolusi menjadi berbagai jenis makhluk hidup seperti Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, dan lain-lain.
Teori evolusi kimia ini diawali dengan teori terbentuknya bumi dan planet – planet lain. Teori tersebut diantaranya teori kabut asal ( nebula) dan teori dentuman besar (big bang). Teori nebula menyatakan bahwa bermiliar tahun yang lalu bintang – bintang di angkasa dalam keadaan tidak stabil sehingga meledak.Debu dan gas hasil ledakannya kemudian membentuk kabut asal (nebula).Kabut ini kemudian memadat lalu meledak dengan dentuman besar (big bang).Hasil dari ledakan besar tersebut berupa bintang dan planet termasuk bumi.
Semula bumi diperkirakan berupa gumpalan gas dan debu yang tersusun dari berbagai unsur seperti oksigen(O2), nitrogen (N2), karbon, silicon, besi, nikel, dan aluminium. Unsure – unsure tersebut kemudian mencair. Adapun usur yang lebih berat mengendap dan unsur yang ringan akan membentuk atmosfer. Kondisi saat itu diperkirakan amat panas dengan suhu 40.000°C – 80.000°C.ketika mulai mendingin, karbon dan beberapa logam mengembun dan membentuk inti bumi, sedangkan permukaannya diperkirakan gersang, tandus dan tidak datar. Oleh karena adanya kegiatan vulkanik, permukaan bumi yang masih lunak itu bergerak dan berkerut terus menerus sehingga saat kulit bumi menjadi dingin akan tampak berlipat dan pecah.
Pada saat itu, kondisi atmosfer bumi juga berbeda denagn kondisi saat ini. Gas-gas ringan seperti Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2), Helium (He), dan Argon (Ar) lepas meninggalkan bumi kerena gaya gravitasi bumi tidak mampu manahannya. Namun senaywa-senyawa sederhana yang mengandung unsure-unsur tersebut, seperti uap air (H2O), Amonia (NH3), Metana (CH4), dan Karbondioksida (CO2). Senyawa sederhana tersebut tetap berbentuk uap dan tertahan dilapisan atas atmosfer. Ketika suhu atmosfer turun sekitar 1000°C berlangsunglah proses pendinginan. Akibatnya, air di atmosfer mengembun dan hujan turun, akhirnya terbentuklah sungai yang mengandung mineral mengalir dari lapisan bumi menuju ke laut.
Pada tahun 1920-an, Oparin dan Haldane mengajukan hipotesis bahwa atmosfer bumi pada zaman purba dapat menyintesis senyawa organik dari molekul nonorganik purba seprti metana (CH4), ammonia(NH3), hindrogen(H2), dan air (H2O) dengan bantuan energi yang ada pada saat itu, seperti energy panas bumi, sinar matahri, sinar ultraviolet, sinar kosmis, maupun loncatan petir. Hasil sintesis tersebut berupa molekul – molekul organik yang terkumpul di atas permukaan perairan seperti sungai, laut, dan danau.Kumpulan molekul – molekul organik tersebut dinamakan sup purba (sup primodial).Dari sinilah diperkirakan tempat kehidupan pertama kali muncul. Namun , Oparin dalam hipotesisinya tetap berpendapat bahwa sangat sulit mempertimbangkan mekanisme transformasimolekul organic sebagai benda tak hidup menjadi makhluk hidup.[9]





















BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
Makhluk hidup adalah sistem atau organisme yang dapat bergerak, peka terhadap rangsang (iritabilitas), memerlukan makan (nutrisi), bernapas (respirasi), tumbuh dan berkembang, berkembangbiak (reproduksi), adaptasi, dan mengeluarkan zat sisa.
Ada beberapa teori yang menjelaskan asal-usulnya makhluk hidup, diantaranya:
1.        Teori abiogenesis
2.        Teori biogenesis
3.        Teori Cosmozoic
4.        Penciptaan (Special Creation)
5.        Teori evolusi kimia








[3] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam. (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013) hal. 28

[4] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam. (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2013) hal. 29
[6] Abdullah Aly. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. (Jakarta: Bumi Aksara), hal: 54
[9] Abdullah Aly. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. (Jakarta: Bumi Aksara), hal: 59

Tidak ada komentar:

Posting Komentar